Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama menyebut Badai Sandy sebagai musibah terburuk melanda negaranya. Namun, warga Arab bersorak atas bencana yang melanda wilayah pantai timur negara adikuasa itu.
Kegembiraan penduduk di negara-negara Arab itu terpancar melalui kicauan di akun Twitter mereka. "Kami memohon kepada Allah buat membinasakan mereka dan jangan sampai tersisa karena Amerika Serikat menyokong perang dan melecehkan kaum muslim," tulis seorang lelaki mengaku profesor ilmu agama, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya , Kamis (1/11).
Badai tropis ini memiliki jangkauan hingga 1.800 kilometer dan termasuk dalam lima topan paling ganas sejagat. Hantaman angin ribut disertai hujan deras ini mengakibatkan New York, pusat bisnis dunia, lumpuh. Sejauh ini, Amerika diperkirakan rugi Rp 192 triliun akibat malapetaka itu. Badai Sandy juga telah menewaskan lebih dari seratus orang.
Ulama garis keras asal Mesir, Waghdi Ghonim, juga tidak kalah garang. Dia menggambarkan Badai Sandy sebagai tentara Tuhan. "Mereka dikirim untuk menghukum Amerika Serikat atas dosanya terhadap umat Islam."
Mufti Agung Arab Saudi Syekh Abdul Aziz bin Abdullah al-Syekh mengecam orang-orang berbahagia atas datangnya Badai Sandy itu. Dia menyebut gembira atas bencana melanda orang non-muslim bukan tindakan tepat dan bisa dikategorikan sebagai perbuatan haram.
Ulama Saudi lainnya, Salman al-Audah juga mengimbau agar warga muslim tidak mensyukuri musibah melanda Amerika itu. Dia mengingatkan pesan Nabi Muhammad untuk selalu menyebarkan kedamaian buat seluruh umat manusia.
"Apakah Islam mengajarkan kita bergembira di tengah orang terkena musibah?" tulis pegiat politik asal Mesir Enghy Hamdi dalam akun Twitternya.
Kaum muslim memang harus mencontohkan balaslah penghinaan dengan kebaikan seperti diajarkan Rasulullah.
Post a Comment